Berita duka itu saya terima tanggal 20 November 2011 pagi (sekitar pukul 8 pagi).

Bahwa Abah Kyai H. Masruri Abdul Mughni pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Bumiayu telah berpulang Rahmatullah, Minggu (20/11) pukul 23.30 di Madinah Al Munawaroh.

Innalillahi wa innailaihi roji’un

Abah Masruri, biasa beliau dipanggil, meninggal saat menunaikan ibadah haji. Selanjutnya, ulama yang dilahirkan di Desa Benda pada tanggal 23 Juli tahun 1943 ini dimakamkan di area pemakaman Baqi’,  di bumi Nabi, Madinah.

Satu lagi akhir perjalanan seseorang yang membuat iri. Tapi kalau melihat kiprah beliau, memang, insya Allah, itu memang pantas didapat.

Maka tak heran, begitu kabar kehilangan ini tersebar, melalui laporan dari teman-teman yang ada di pondok, desa Benda langsung dibanjiri lautan penta’ziah yang ikut berduka cita. Memanjatkan doa dan shalat ghaib buat Abah Masrur.

Selama kiprah saya mondar-mandir sebagai YMT (Yang Membawakan Tas) Blogger Pejuang yang melahirkan jurnalis-jurnalis muda di desa Benda, Bumiayu, kabupaten Brebes sejak medio 2009, hanya beberapa kali saya berkesempatan berbincang dalam waktu yang cukup dengan Abah Masruri.

Meski begitu, sepenggal kenangan bersama Kyai H. Masruri Abdul Mughni melekat kuat di benak ini.

Mungkin ini terlalu sederhana untuk menggambarkan sosok yang hangat dan ramah ini. Tapi, kesan pribadi saya saat berbincang dan dekat dengan beliau, bisa saya gambarkan :

Kyai H. Masruri Abdul Mughni adalah pribadi yang jernih.

Saat ditanya mengenai suatu masalah, Abah Masrur akan memberikan solusi yang jernih dan praktis (sesuai syar’i tentunya).

Langsung saja tercap di benak saya, Abah Masruri ini adalah salah satu ulama progresif dari kalangan NU tanpa kehilangan jatidirinya sebagai warga Nahdliyin.

Masih tercetak dalam ingatan. Ketika pertama saya bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 desa Benda, kecamatan Bumiayu, kabupaten Brebes.

Saat itu para Pejuang M2Net sedang terkendala keraguan beberapa pengurus pondok soal manfaat blog. Mengingat saat itu baru saja mereda isu halal-haram Facebook.

Beruntung, Ujung Tombak relawan (malah seringnya jadi martir  😀 ) M2Net mendapat kesempatan untuk bertemu langsung dengan Abah Masruri.

Ketika dijelaskan, jika santri punya blog itu berarti santri tersebut menulis, dan tidak hanya membaca. Karena blog itu adanya di internet, besar kemungkinan tulisan-tulisan santri itu akan dibaca oleh masyarakat luas dimanapun berada.

Abah Masruri langsung mendukung 100% tanpa keraguan!  🙂

Antusiasme Abah Masrur ketika tahu ada kegiatan-kegiatan yang mendukung santri untuk menulis (tidak hanya baca), juga saya rasakan saat saya diberi kesempatan untuk menjelaskan kegiatan menulis bersama Baban Sarbana dari Yatim Online.

Memang begitulah harapan beliau. Ilmu yang sudah didapat, tidak hanya disebarkan melalui ceramah oral, tapi hendaknya juga dituliskan untuk jangkauan dan manfaat yang lebih luas.

Selamat jalan Abah Yai…

bersama Kyai H. Masruri Abdul Mughni
Bersama Kyai H. Masruri Abdul Mughni

Foto  ki-ka : Pradna, Novi Cuk Lanang, Kyai H. Masruri Abdul Mughni (alm), Novi PR, Arief TS, (jongkok) Lukman Muttaqin