Akhirnya, pakai Solid State Drive (SSD) juga…
Hasil diracuni Rizki.id -_-
Jadilah ganti hardisk ke Samsung 850 evo 250 GB dan sekalian nambah RAM jadi 12 Gb (4 + 8 Gb)…. *menatap sedih dompet*
Tapi syukurlah, semua terbayar dengan peningkatan performa yang sangat signifikan. Booting dan membuka aplikasi sekarang hitungannya dalam kejapan mata, kalo sebelumnya dalam hari…. #wohoho #tapilebay
Karena sudah kepalang basah jor2an seperti itu, sekarang laptop juga tidak dimultiple-boot , biar terasa ngebutnya saat booting
Jadilah, Linux Mint 18 Xfce “Sarah” yang jadi pilihan monogami saya di laptop. Selamat jalan Xenial Xerus, dadah “Ellada”… miss you all and thank you #ketjupbasah
Nah, masih kata rizki.id, TRIM SSD perlu diaktifkan agar SSD dapat benar-benar menghapus file (tidak membekas di SSD yang berujung menuh2in SSD). Baiklah, jadinya saya lalu cari2 referensi aktivasi TRIM di Linux Mint.
catatan : SSD buatan tahun 2010 ke atas umumnya sudah mendukung fitur TRIM.
Ternyata di Linux Mint 18, TRIM ini sudah otomatis diaktifkan… #iyey
Oke, jadi selanjutnya yang saya lakukan dengan harapan mengoptimalkan dan memperpanjang umur SSD (bisa sampai 10 tahun katanya) :
catatan : intinya adalah mengurangi banyaknya aktifitas tulis-hapus di SSD
1. Filesistem terbaiknyauntuk linux tentu memakai EXT4
Menonaktifkan atime
2. Mematikan atime .Fungsi atime
gunanya untuk mengupdate keterangan di file dan folder, menunjukkan kapan dia terakhir diakses. Jadi tentunya kalo dikumpulkan, akan banyak juga tulis-hapus atime ini.
Mematikan atime perlu gak perlu sih, karena kemampuan SSD yang semakin handal, Juga saat ini linux sudah menggunakan relatime yang lebih cerdas.
Tapi biar yakin dan tenang, saya nonaktifkan saja atime ini, dengan cara buka Terminal dan copas :
a. sudo gedit /etc/fstab
b. Setelah terbuka, cari baris :
# / was on /dev/sda1 during installation
UUID=a7c6516b-b6c7-481a-b85f-5297f6ffcbbb / ext4 errors=remount-ro 0 1
kemudian tambahkan noatime,nodiratime:
# / was on /dev/sda1 during installation
UUID=a7c6516b-b6c7-481a-b85f-5297f6ffcbbb / ext4 noatime,nodiratime,errors=remount-ro 0 1
catatan : tambahkan juga kalo misal dibuat 2 partisi / dan /home
Memindahkan File Temporary ke RAM
3. Masih di /etc/fstab . Berikutnya adalah memindahkan file temporary ke RAM.
Optimasi ini bermanfaat tidak cuma untuk harddisk SSD. Intinya, file temporary yang biasanya ada di folder /tmp
dan berbagai log aplikasi yang ada di /var/log
akan kita pindahkan ke RAM. Akses baca-tulis dari RAM jauh lebih cepat daripada disk. Konsekuensinya, file yang dipindah ke memori ini akan hilang pada waktu komputer direstart. Untuk komputer desktop tidak masalah karena kita jarang menggunakan logfile. Maka, cara ini tidak cocok buat komputer server yang butuh logfile untuk keperluan analisis troubleshoot jika ada masalah di server.
Karena ini laptop pribadi, kegiatan baca-tulis folder /tmp
dan /var/log
mending saya alihkan dari harddisk ke memori. Tambahkan baris berikut di /etc/fstab :
tmpfs /tmp tmpfs defaults,noatime,mode=1777 0 0
tmpfs /var/spool tmpfs defaults,noatime,mode=1777 0 0
tmpfs /var/log tmpfs defaults,noatime,mode=0755 0 0
Tutup dan simpan file /etc/fstab.
I/O Scheduler
4. Linux secara default menganggap kita menggunakan harddisk tradisional. Dia menggunakan sistem antrian (scheduler) CFQ, mendahulukan request yang lokasinya terdekat dengan posisi jarum harddisk (sehingga lebih cepat). Karena SSD tidak pakai jarum, akses ke semua tempat dalam disk kecepatannya sama, sehingga tidak perlu diatur seperti CFQ. Untuk itu, kita bisa gunakan scheduler deadline yang lebih cepat.
Posisi scheduler yang sedang aktif bisa dilihat dengan perintah berikut :
cat /sys/block/sda/queue/scheduler
Outputnya di Ubuntu saya seperti ini
noop [deadline] cfq
Artinya yang sedang aktif adalah deadline
, dan pilihan lain yang tersedia adalah noop
dan cfq
. Ternyata di Linux Mint 18 sudah memilih deadline
secara default, dan deadline ini memang menjadi pilihannya.
Namun bila kondisinya berbeda di komputer lain, tambahkan dua baris ini di akhir file /etc/rc.local
di atas baris exit 0
echo deadline > /sys/block/sda/queue/scheduler
echo 1 > /sys/block/sda/queue/iosched/fifo_batch
5. Memasukkan juga opsi deadline tersebut di grub.
a. Dari Terminal, ketikkan :
sudo gedit /etc/default/grub
b. Enter
c. Temukan baris :
GRUB_CMDLINE_LINUX_DEFAULT="quiet splash"
Ganti dengan :
GRUB_CMDLINE_LINUX_DEFAULT="elevator=deadline quiet splash"
d. Simpan dan tutup Gedit
e. Update Grub di Terminal :
sudo update-grub
Cron-job Fstrim
6. Atur cron-job fstrim menjadi harian (default mingguan). Dari Terminal, copas :
sudo mv -v /etc/cron.weekly/fstrim /etc/cron.daily
catatan : untuk menjalankan TRIM secara manual dengan perintah :
sudo fstrim -v /
Menurunkan angka limit Swappines
7. Lebih lengkap tentang Swap / Swappines, bisa digugling dengan kata kunci “nilai swap linux” ya… #siulsiul
Dan karena misi kita di sini adalah memperpanjang umur SSD (mihil, bo), jadi saya memperbesar fisik RAM jadi 12 Gb (lihat paragraf 3). Biar dapat memperkecil nilai Swappines.
Nilai Swappines kecil, SSD tidak terlalu sering ditulis-hapus untuk kebutuhan RAM. Semoga awet, semua senang.
Secara default, baik Ubuntu dan Linux Mint default nilai swap adalah 60 (skala 0-100).
catatan : Semakin tinggi nilai swap, sistem akan semakin agresif memanfaatkan ruang swap yang disediakan. Sebaliknya, semakin rendah nilai, kerja sistem akan sepenuhnya dibebankan ke RAM.
How-to-nya :
a. Cek swappines yang ada sekarang ini melalui Terminal dan copas :
cat /proc/sys/vm/swappiness
b. Jika belum diapa-apakan sebelumnya, hasil yang keluar biasanya adalah 60
c. Optimis dengan kapasitas RAM, saya ganti ukurannya dengan perintah Terminal :
sudo gedit /etc/sysctl.conf
d. Copas teks berikut untuk diletakkan di baris terakhir :
# Sharply reduce the inclination to swap
vm.swappiness=1
Ini berarti nilai swappines-nya adalah : 1
e. Simpan dan tutup
8. Masih seputar Swapp ini juga. Sebaiknya Linux Mint (juga Ubuntu) tidak diseting untuk Hibernasi. Karena ketika komputer Hibernasi, semua proses RAM akan dialihkan ke swap, sebelum Hibernasi.
sekali lagi, eman2 SSD-ne
9. Reboot laptop
Demikian.
Eh, tapi dipikir-pikir, kok ternyata ini tulisan temanya lebih ke “Mengusahakan SSD lebih awet” ya. Baiklah, kasih sub judul ah :
“Mengusahakan SSD Lebih Awet”
#siulsiul #trusmlipir
Januari 23, 2017 at 2:31 pm
Kalau udah kebiasa pake ssd nanti minjem laptop orang yang masih hdd rasanya nak emosi 😂
ane pake team drak udah 2 tahun. Emang kelemannya di size penyimpanan. solusinya tinggal copot dvd nya malah laptopnya masih ada dvd nya tinggal belikan hddcady nanti dvd dicopot ganti hdd lama jadi penyimpanannya 2 ssd dan hdd dan gak perlu repot2 bawa external 😂 .
Nanti dvd lama tinggal belikan konverter tetep kepake jadi dvd external.
emang lebih kerasa update ssd daripada update RAM. Untuk saat ini ane juga hanya mau temenan sama yang udah ssd kalau masih hdd gak bisa jadi temen ane 😎
Januari 23, 2017 at 2:36 pm
huhuy! udah SSD, 12GB pula RAM-nya mantab!!!! ane kalah nih
… tapi kok malah jadi engga mau poligami nih hehehe … ane aja yg 128GB/4GB RAM poligami 4 distro hahahahaha *leptop untuk main-main sih …
Februari 1, 2017 at 10:21 am
“tapi kok malah jadi engga mau poligami nih hehehe …”
maklum, faktor usia… 😀
Januari 23, 2017 at 5:34 pm
Wah, mantap om. Hardwarenya biki iri… hahaha….