Resminya sih yang mengundang di acara ini adalah Blogger Ngalam, tapi demi kepentingan pariwisata dan sejenisnya, judul postingan ini saya tuliskan Blogger Malang 🙂

Tanggal 7 – 8 Januari 2012, sebelum akhir dunia, Komunitas Blogger Ngalam akhirnya mengundang komunitas-komunitas blogger yang ada untuk menghadiri perayaan ulang tahunnya yang ke 4.

Beruntung, Blogger Banyumas termasuk yang diundang. Berangkat dari jalan yang berbeda-beda, kami berempat perwakilan Blogger Banyumas menuju kota sejuk di Jawa Timur ini.

Berangkat dari Pati di pagi hari pertama acara, membutuhkan waktu 11 jam sampai kota Malang. Sesampainya di lokasi acara hari pertama, di AULA Kampus STIE Malangkucecwara, hanya kebagian sesi foto-foto dengan para pembicara 😀

Berikutnya, kami dibawa ke Barak Pusdikjur Bela Negara milik TNI Angkatan Darat, tempat kami menginap. Menariknya, tempat ini pula yang dulu dijadikan tempat menginap saya semasa piknik SMP ^_^

Seperti lazimnya acara ngumpul blogger, malam hari di barak militer digunakan untuk ajang keakraban dan juga potong tumpeng ultah Blogger Ngalam ke 4

Tumpeng Ulang Tahun Blogger Malang
Kepungan Tumpeng Ultah Blogger Ngalam


Di sini juga komunitas-komunitas blogger yang hadir diberi kesempatan untuk bercerita segala macam tentang komunitasnya.

Beruntung, sewaktu saya bercerita tentang  masalah kebebasan berekspresi di komunitas blogger “Sandal Selen” Ponpes Al Hikmah 2, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, ada yang merekam saya :mrgreen:

Terima kasih dan hormat saya kepada beliau, Pak Blontankpoer yang telah berkenan merekam nggedabrusan saya dan mengunggahnya di Youtube.

Berikut rekamannya ^_^ :

Sebagai gantinya, saya akan sedikit mereview blontea 😀

Blontea

Setelah berbulan-bulan hanya membaca di berbagai jejaring sosial, dahsyatnya teh racikan Pak Blontank ini, akhirnya di Malang saya berkesempatan mencicipinya juga.

Berbekal kompor gas sendiri, saat sarasehan blogger malam hari di barak, Pak Blontank menyeduh dan membagi-bagikan dengan gratis blontea kepada para peserta. Termasuk saya yang butuh dua gelas untuk memastikan teh ini benar-benar luar biasa 😀

teh pokil blontea
Teh Pokil Blontea lengkap dengan ubo-rampe-nya

Sebetulnya itu hanya alasan saya saja. Karena memang menikmati teh pokil blontea tidak cukup hanya 1 gelas 🙂

Karena memang rasa unik yang saya rasakan adalah “tendangan” rasa enak setiap selesai 1 sruputan blontea. Memang hanya kata “enak” yang bisa saya tuliskan. Enak yang bisa membuat ingin minum terus hingga tetes terakhir.

Tak heran banyak yang berkomentar soal rasa “ajaib” teh pokil yang bikin kecanduan ini.

Itulah yang patut disayangkan adalah saya hanya mendapatkan 2 gelas saja 😀

Ledre

Ledre Bojonegoro
Ledre Bojonegoro...tidak termasuk orangnya

Sebagai teman teh pokil Blontea adalah ledre oleh-oleh dari blogger Bojonegoro. Berupa gapit (adonan yang digulung tipis seperti semprong).

Memiliki rasa pisang raja dengan tekstur yang tipis-renyah. Ada aksen manis di Ledre (tapi tidak terlalu kuat), benar-benar pas buat paduan  teh pokil blontea.

Sebetulnya, berikutnya ada Emping-Gula Jawa homemade keluarga Estiko (Ketua Blogger Banyumas) menemani gojek-kere #sektesaru selesai acara sarasehan malam, tapi entah karena terbiasa mencicipi saat main kerumahnya atau karena gayengnya Obrolan (larut) Malam…jadi lupa untuk mengambil foto empingnya 😀

Hari Kedua Ultah Blogger Ngalam

Nah, ini…ini…

Setelah tidur nyenyak di barak,

Pusdikjur Bela Negara Malang
Pusdikjur Bela Negara Malang

dimulailah acara jalan-jalan…dalam arti sebenarnya. Jalan-jalan manual.

Tema acara kali ini adalah  “Oblong Merah Muda” (Obrolan Blogger Ngalam Mengenang Sejarah Memajukan Budaya). Bagus.

Masalahnya…kenapa kaos-seragam yang dibagikan ke peserta juga berwarna merah mudaaa….hwaaa…

Ngeri membayangkan pakai kaos itu sendirian di terminal bis

Sukurlah selama acara di hari kedua, kita selalu dalam rombongan, jadi tidak ada insiden ditawar orang : “berapa, mas?” 😆

Sesuai dengan temanya, dibawah langit yang teduh karena mendung dan sedikit dibumbui gerimis di sana-sini, peserta Oblong Merah Muda berjalan menyusuri tempat-tempat bersejarah di Malang.

Start dari :

  1. Museum dan restoran Inggil
  2. Balai Kota Malang
  3. Alun-alun Tugu Malang
  4. Jembatan Kahuripan
  5. Perempatan Kayutangan
  6. Alun-alun kota Malang
  7. Museum Brawijaya

Akhirnya, serangkaian acara ditutup di garis start yaitu Museum dan Restoran Inggil. Sekalian santap siang.

Sehari ini saya jadi tahu bahwa Malang memiliki sejarah panjang di bumi Nusantara ini. Juga memiliki sejarah yang tidak kalah heroik dengan ibu kita propisinya, Surabaya dalam menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Maka, dari titik start Oblong Merah Muda ini, diharapkan aset-aset sejarah yang tak ternilai harganya di Kota Malang bisa terus bertahan dari gerusan kepentingan kapitalisme. Melalui tulisan-tulisan yang diproduksi blogger-blogger yang berkesempatan mengunjungi Malang dalam Oblong Merah Muda (Obrolan Blogger Ngalam Mengenang Sejarah Memajukan Budaya).

Sukses!